Jumat, 21 November 2014

Daftar Keterampilan Hidup Anak




1. Memahami dan menghargai diri
Tugas : biasakan anak mengenal dirinya.
Tanda acuan :
   - bila ditanya, ia dapat menyebutkan nama, 
   - dapat menunjukkan apa yang ia mau dan apa yang ia tidak mau, 
   - dapat menolak apa yang tidak disukai atau tidak diinginkan, 
   - meminta sesuatu yang ia suka/mau.
2. Merawat diri
Tugas : biasakan anak membedakan “bersih-kotor”
Tanda acuan :
   - ia mengerti keberadaan dan fungsi alarm tubuhnya (contoh : dapat 
   memberitahu (secara verbal-lisan atau non-verbal) kepada orang lain di 
   dekatnya, 
   - bahwa ia lapar/haus, 
   - ingin buang air (kecil atau besar), 
   - kegerahan, 
   - kelelahan, 
   - kesakitan/disakiti, dll), 
   - ia dapat membersihkan diri sendiri, 
   - ia mulai dapat membuka dan mengenakan pakaian secara mandiri.
3. Menyelamatkan diri
Tugas : biasakan anak memahami hal yang berbahaya.
Tanda acuan :
   - ia dapat membedakan panas sehingga ia dapat menghindari benda panas 
   (termasuk api), 
   - dapat menahan diri untuk tidak asal lompat dari tempat tinggi karena 
   takut terluka, 
   - berusaha berpegangan saat naik-turun tangga, 
   - ia dapat memerhatikan jalan saat sedang berjalan, supaya tidak 
   menabrak/tersandung, 
   - ia dapat menjaga keseimbangan tubuh.
4. Membuat keputusan dan menyelesaikan masalah
Tugas : biasakan anak memilih dan menghadapi dampak atau konsekuensi atas 
pilihan yang dibuatnya.
Tanda acuan : terampil berdagang (dapat mengajukan penawaran). Jadi orang 
tua perlu membangun pola komunikasi yang mendukung. Kalau belum mahir 
berkomunikasi (atau bahkan mungkin belum lancar bicara), bantulah dengan 
membuat simbol-simbol audio (suara), visual, ataupun gerak yang dimengerti 
anak. Tujuannya agar hal-hal yang ia rasakan atau ia pikirkan tetap dapat 
dipahami orangtua, walau bahasa verbalnya belum memadai.
5. Menghadapi perubahan
Tugas : biasakan anak menghadapi perubahan situasi
Tanda acuan : ia dapat merasa nyaman di situasi baru. Hal ini penting, 
tetapi bukan sesuatu yang besar. Untuk anak yang sifat dasarnya cenderung 
pasif-sensitif, perubahan bisa membuatnya limbung dalam masa lebih lama 
dibandingkan anak dengan kecenderungan sifat dasar yang berbeda. Jadi 
walaupun tetap perlu belajar menghadapi situasi perubahan, berikan ia lebih 
banyak waktu untuk menyesuaikan diri. Jadi hindarkan pola-pola perlakuan 
yang memaksa agar anak dapat segera tune-in dalam situasi baru atau asing.
6. Menjalin relasi social.
Tugas : biasakan anak berinteraksi dan menjalin relasi.
Tanda acuan : ia dapat membiasakan diri dalam situasi yang formal-normatif, 
walaupun polanya tetap pasif. Artinya siap menghadapi situasi itu dan tidak 
berusaha menghindar, tetapi ia boleh pasif menunggu orang lain memulai 
interaksi. Untuk alasan ini juga, ketrampilan berdagang menjadi penting 
dikuasai setiap anak.
7. Belajar
Tugas : biasakan anak berada dalam kondisi siap belajar.
Tanda acuan : bisa menunjukkan hal baru yang dimiliki atau dikuasai (missal 
: diperiksa sekali seminggu). Jadi orang tua bisa membuat catatan, apa saja 
perilaku yang tergolong baru, dalam seminggu itu. Kata “baru” berarti 
termasuk juga sesuatu yang telah ada/dimiliki tapi kemunculannya belum 
stabil dan seminggu itu jadi semakin stabil. Selain mengamati apa yang 
dipelajari, pastikan juga ia mendapat kesempatan menghadapi hal baru terus, 
setiap minggunya.
8. Memanfaatkan pengetahuan
Tugas : biasakan anak punya kesempatan memanfaatkan apa yang diketahui atau 
dikuasainya.
Tanda acuan : ia dapat menerapkannya dalam aktivitas keseharian atau situasi 
yang memerlukan. Tapi perlu diperhatikan untuk TIDAK berupa perintah, 
ujian/tes, atau pertunjukan dihadapan publik, karena tidak semua anak 
menikmati perlakuan yang bersifat unjukdiri. Jadi, orang tua perlu 
berhati-hati mencermati sifat dasar anak. Cara yang sebaiknya /dapat 
dilakukan adalah mengemas pengetahuan atau ketrampilan yang dikuasai kedalam 
aktivitas kesehariannya. Misalkan : ketrampilan melemparkan bola bisa 
diperiksa dengan cara membiasakan ia melakukan gerakan itu di rumah. Jadi 
biasakan dengan cara melempar dari jarak tertentu. (catatan : cara ini ada 
efek sampingnya, jadi biasakan anak melakukan pengulangan, kalau sampah yang 
dilempar tidak tepat sasaran. Biasakan mengambil dan meletakkan sampah yang 
tidak tepat sasaran, ke tempat yang seharusnya, tanpa dilempar. Tujuannya 
agar kebiasaan membuang sampah di tempatnya dapat tetap terjaga)
9. Bekerja.
Tugas : biasakan anak memiliki pemahaman yang sehat tentang bekerja, yaitu : 
berusaha mendapatkan sesuatu dengan usahanya sendiri, bukan hasil meminta 
apalagi mencuri. Lalu orang tua perlu membantunya mengenali jenis-jenis 
pekerjaan yang biasa dilakukan orang. Coba mengajaknya melihat pelaku 
beragam profesi dan cerita tentang apa yang dilakukan profesi itu. Apabila 
memungkinkan boleh ajak ia mengalami aktivitasnya, agar ia punya wawasan 
tentang sensasi melakukan profesi itu. Harapannya ia dapat membangun fantasi 
tentang profesi yang akan ditekuninya kelak. Dan orang tua dapat membantu 
merancang strategi pencapaian cita-cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar